Mengawali tausyiahnya, beliau katakan segala sesuatu ada pusatnya, manusia ada pusatnya yang disebut pusar, begitu pun dunia ini pun ada pusatnya, dunia ini bila ditinjau dari sisi geografis dan konflik dunia hingga kini, terlihat jelas dunia ini berpusat di timur tengah, disana pun banyak para nabi lahir, berjuang disana dan wafat pun disana, sebutlah sejumlah nabi dan termasuk Nabi Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad lahir disana.
Perjalanan dunia, banyak tahapannya dan sejarah mencatat di dunia ini pernah ada kekuatan imperium Persia dari wilaya htimur, sebuah kekuatan yang mencakup wilayah sepanjang wilayah lebih dari 7 juta KM, dan dibagian barat ada imperium romawi yang menguasai 5 juta KM lebih. Pada saat itu apalah artinya wilayah Arab? Wilayah yang terjajah sebagian oleh Romawi dan sebagian oleh Persia, dan pertempuran Persia dan Romawi pun berada di wilayah pusat dunia, yaitu wilayah Arab.
Bayangkan pada saat dua kekuatan itu sangat berkuasa, Muhammad Rasulullullah saat itu tidaklah bisa dikatakan sebagai kekuatan apa pun, tapi beliau SAW sudah mampu untuk mengirimkan surat kepada para adikuasa tersebut untuk diajak kepada Islam, bila mereka menganut Islam maka akan selamat. Surat yang inti sebenarnya sebenarnya bukanlah surat sekedar ajakan tetapi cenderung surat itu adalah surat ancaman. Surat yang dilakukan oleh sebuah daulah yang belum bisa dibilang apa tapi sudah memberikan ancaman kepada adikuasa, Apa rahasianya?
Rahasianya adalah, Islam itu harus ada 3 pilar pembangunan karakter, pilar tersebut adalah Kekuatan Pribadi, Kekuatan Masyarakat dan Kekuatan Daulah!
Pilar pertama, Kekuatan pribadi: umat muslim harus menjadikan islam hadir secara penuh di jiwanya, setiap melakukan apapun sejak dari masuk ke kamar kecil, makan dan apapun aplikasi kehidupan dilakukan dengan cara Islam. Kumpulan pribadi-pribadi ini berkumpul dalam masyarakat yang berjama'ah, maka kekuatan jama'ah itu pun muncul, jama'ah atau pun bermasyarakat ini menjadi Pilar Kedua, karena Allah bersama dengan jama'ah. Maka Allah berikan karunia, dan di munculkanlah orang-orang hebat dari Islam yang tentunya berasal juga dari jama'ah yang kuat. Dengan jama'ah dan masyarakat yang kuat maka akan terdorong keinginan jama'ah tersebut untuk lebih tampil dan membentuk kekuatan daulah yang berdasarkan aturan syariah Islam, meninggikan kalimat Allah dan Islam, kekuatan daulah inilah yang menjadi Pilar Ketiga yang akan menjaga kepentingan Islam, dan sebaliknya Islam juga akan menjaga daulah. Beliau mensitir ucapan Utsman Bin Affan bahwa kekuasaan dan Islam adalah dua sisi yang saling melengkapi, maka dengan kekuasaanlah dakwah Islam akan terjaga, dan dengan Islam juga Daulah terpelihara.
Beliau lanjutkan, Islam butuh kekuasaan, tapi untuk meraih kekuasaan, bukanlah seperti cara politik yang terjadi saat ini, karena politik saat ini adalah berkiblat dari politik Machiavelli, politik sebagai alat untuk meraih kekuasaan dengan segala cara, yang diterapkan seperti yang kita kenal sekarang yaitu Demokrasi, dan beliau katakan dengan tegas bahwa beliau tidak setuju dengan konsep demokrasi, asal demokrasi bukanlah dari Islam, dan bukan cara Islam, bagaimana demokrasi memutuskan dan menentukan yang benar kalau kebenaran itu berdasarkan suara terbanyak? , ketahuilah yang benar itu berasal dari Allah, dan bukan suara makhluk terbanyak. Saya tidak bersependapat dengan itu, walau kita sepakat harus menerapkan ukhuwah bagi para kelompok yang mengambil jalan itu, bila 'ijtihad mereka itu sepanjang ada Nash yang jelas yang mendasari, kita harus bertoleransi, dan tetap membina ukhuwah dengan mereka, karena perpecahan umat jauh lebih buruk dari pada persoalan penyimpangan syariah saat ini.
Oleh Ust. Felix Y. Siauw (Muallaf Tionghoa)
Artikel terkait :