Bahaya riya dalam agama Islam dan amal perbuatan kita tidaklah boleh dianggap ringan. Karena di dalam riya segala amal ibadah akan rusak. Karena amalannya akan menjadi sia-sia. Hal ini dipertegas dalam sebuah Al-Qur'an yaitu yang artinya :"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia". (QS. Al-Baqarah: 264). Karena itu pentingnya kita juga mengenal serta mengetahui akan
macam jenis riya' yang harus kita hilangkan dalam diri kita masing-masing.
Pengertian riya yaitu adalah mengamalkan ibadah dengan niat untuk mendapatkan bagian dunia, baik berupa pujian, harta, kedudukan, wanita, dan semacamnya, dan dia termasuk syirik asghar atau syirik khafi (bagi yang menyamakan keduanya). Inilah yang dimaksud dengan definisi riya itu. Dan hal ini juga tidak beda jauh dengan apa yang dinamakan dengan
sum'ah yang kesemuanya bertujuan untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari banyak orang serta manusia.
Ada beberapa yang menjadi
penyebab riya yaitu :
- Merasa senang dengan pujian orang banyak.
- Serakah dan juga rakus terhadap apa yang terdapat (dimiliki) orang lain.
- Lari dari berbagai macam celaan.
Dan yang termasuk dalam
bahaya riya diantaranya yaitu :
- Merupakan sifat orang-orang munafik. (QS. an-Nisa’: 142).
- Termasuk salah satu dosa besar.
- Mendatangkan dan menyebabkan kemurkaan Allah Ta'ala.
- Dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka, bahkan neraka pertama kali akan dipanaskan bagi para pelaku riya’. (HR. Muslim)
- Dapat menghapuskan amalan yang dikerjakan seseorang.
- Pelakunya akan dipermalukan di hadapan makhluk seluruhnya pada hari kiamat.
- Merupakan dosa yang paling ditakuti oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. (HR. Ahmad)
- Mengubah amal saleh menjadi amal buruk, seharusnya pelakunya mendapatkan pahala dari amalannya, namun sebaliknya ia malah mendapat dosa karena riya’-nya.
Pelaku riya` ini, tatkala di dunia dia ingin mendapatkan pujian dan penghormatan dari orang karena ibadahnya, maka pada hari kiamat Allah akan mempermalukannya di hadapan seluruh makhluk dengan menyuruhnya untuk mencari pahala amalan kepada makhluk yang dia harapkan pujiannya di dunia. Tidak cukup sampai di situ, setelah Allah Ta’ala mempermalukannya di hadapan seluruh makhluk, Allah Ta’ala langsung mencampakkan para pelaku riya` ini ke dalam jahannam. Semoga kita semuanya dijauhkan dari
sifat riya dan munafik aamiin.
Berikut adalah beberapa macam-macam riya yang diulas oleh Abu Hamid al-Ghozzali rahimahullah yaitu :
Riya Anggota Badan.
Hal ini bisa terlihat dan nampak pada perilaku seseorang yang menampakkan kekurusan badan dan muka pucat agar dikira begitu bersemangat beribadah, begitu besar kekhawatirannya terhadap agama dan sangat takut kepada akhirat.
Riya Dengan Pakaian.
Hal ini dilakukan seseorang dengan cara seperti halnya dengan membiarkan rambut acak-acakan, membuat-buat bekas sujud di wajah, mengenakan pakaian tebal, tidak membersihkan baju dan membiarkannya rusak atau berlubang. Semua itu ia lakukan untuk menunjukkan bahwa dirinya mengikuti sunnah.
Riya' Dengan Ucapan.
Hal ini terjadi pada diri orang-orang yang suka memberi nasihat, peringatan, menyampaikan hikmah, riwayat dan atsar, ketika disampaikan dengan niat untuk menampakkan derasnya ilmu yang ia miliki. Bisa juga dengan menyibukkan diri dengan berzikir, amar makruf dan nahi munkar di hadapan manusia (dengan niat agar dilihat orang lain).
Riya Dengan Amalan.
Seperti riya’-nya orang yang mengerjakan salat dengan memanjangkan berdiri, ruku’, sujud dan lain-lain (dengan niatan untuk dipuji oleh orang lain).
Riya’ Dengan Teman dan Tamu.
Seperti meminta kepada seorang ulama untuk berkunjung ke rumahnya agar dikatakan bahwa Syaikh fulan telah mengunjunginya.
Berikut bebepapa
tips cara menghilangkan sifat riya yaitu :
- Mengetahui akan kebesaran dan keagungan Allah Ta'ala.
- Mengetahui jenis-jenis amalan yang diperuntukkan untuk dunia dan mengetahui jenis-jenis riya’ serta faktor-faktor pendorong perbuatan riya’.
- Takut dari beramal untuk kepentingan dunia.
- Mengenal serta mengetahui apa yang telah Allah persiapkan untuk akhir kehidupan yang sesungguhnya.
Artikel terkait :